Recent Comments

PENYUSUNAN PROFIL BAGIAN WILAYAH PERENCANAAN (BWP) VI KOTA SURAKARTA


DELINIASI DAN BATAS WILAYAH BWP VI KOTA SURAKARTA

Penyusunan Penyusunan RDTR Kawasan VI Kota Surakarta didasari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota. Pedoman tersebut merupakan bagian dari tata cara dan prosedur dalam pelaksanaan pembangunan daerah, yang tidak terlepas dari pedoman-pedoman sektor-sektor lainnya.
Luas wilayah Kota Surakarta dalam RTRW Kota Surakarta yaitu 44,04 km² yang dirinci menjadi 6 (enam) Kawasan atau BWP (Bagian Wilayah Perencanaan). BWP VI sendiri merupakan kawasan dengan luas 497,7 Ha (15% dari total seluruh wilayah kota Surakarta) yang berada di tengah Kota Surakarta atau Pusat Kota. Rencana  Detail Tata Ruang Kota Kawasan  VI/  BWP VI dengan terdiri dari 15 Kelurahan yaitu diantaranya: Kelurahan Manahan, Kelurahan Mangkubumen, Kelurahan Penumping, Kelurahan Gilingan, Kelurahan Punggawan, Kelurahan Timuran, Kelurahan Ketelan, Kelurahan Kestalan, Kelurahan Setabelan, Kelurahan Keprabon, Kelurahan Kepatihan Kulon, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kelurahan Kampungbaru, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Kedunglumbu. Yang meliputi wilayah dari :
  • Sebagian Wilayah Kecamatan Jebres
  • Sebagian Wilayah Kecamatan Banjarsari 
  • Sebagian Wilayah Kecamatan Laweyan 
  • Sebagian Wilayah Kecamatan Pasar Kliwon

Batas Bagian Wilayah Perencanaan Kawasan VI adalah :

  • Sebelah Utara             : Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan Jebres /BWP III dan BWP IV
  • Sebelah Selatan          : Kecamata Serengan dan Kecamatan Pasar Kliwon /BWP I
  • Sebelah Barat             : Kecamatan Laweyan maupun /BWP II
  • Sebelah Timur             : Kecamatan Jebres /BWP V
Peta Administrasi Bagian Wilayah Perencanaan Kawasan VI Kota Surakarta

KONSTELASI BWP VI TERHADAP KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA

BWP VI dirancang sebagai pusat kota karena posisinya berada di tengah-tengah wilayah kota, posisinya dikelilingi oleh kawasan-kawasan lain yaitu BWP I, II, III, IV dan V mempunyai peran untuk mewadahi fasilitas-fasilitas penting baik fasilitas umum, perkantoran, perdagangan dengan hierarki tertinggi yang berskala nasional/ regional dikarenakan kota Surakarta sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN. Maka fasilitas-fasilitas  penting tersebut harus didukung dengan fasilitas yang fungsinya ditujukan untuk mempermudah layanan dan akses bagi wilayah lain dari wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN yang di mana wilayah mengelilingi  tersebut mempunyai mempunyai orientasi ke pusat kota maupun Kota Surakarta secara keseluruhan.
        Selain hal tersebut menurut sejarah di tempat inilah dinyatakan sebagai tempat awal berdirinya  awal kota Surakarta ( Kutho Sala ). Karenanya Wujud Kota Lama harus tetap dijaga tampil dalam Kota Surakarta di masa kini.. Kajian heritage tidak hanya pada wujud bangunannya saja. Namun juga event kuno yang masih ada ditampung dan justru dikuatkan disinkronkan dengan aktivitas Kota Surakarta di masa kini, yaitu dengan mengisi bangunan tersebut dengan event yang selarang dengan perkembangan ekonomi kota PKN dimasa sekarang.

Penataan ruang dengan memadukan sejarah dengan menampung kegiatan pusat kota yang terpadu dan terseleksi dalam RDTR Kawasan VI menjadi prioritas untuk dilakukan. Berdasarkan RTRW Kota Surakarta, Kawasan VI Kota Surakarta merupakan kawasan yang menjadi Sub Pusat Pelayanan kota Surakarta, menjadi pusat orientasi bagi kawasan-kawasan di sekitar dan di sekelilingnya. 

FUNGSI UTAMA DAN PENDUKUNG YANG DIARAHKAN

Berdasarkan RTRW Kota Surakarta tahun 2011-2013 memiliki arahan pembagian berdasarkan sub pusat kota masing masing masing.
No.
Sub Pusat Pelayanan Kota
Kecamatan Tercakup
Arahan Fungsi Kawasan
1
2
3
4
1.     
I
Kec. Jebres
Kec. Laweyan
Kec. Pasar Kliwon
Kec. Serengan
Pariwisata, Perdagangan dan Jasa, Olah Raga / RTH
2.     
II
Kec. Banjarsari
Kec. Laweyan
Pariwisata, Olah Raga / RTH
3.     
III
Kec. Banjarsari
Permukiman, Perdagangan/Jasa
4.     
IV
Kec. Banjarsari
Permukiman, Perdagangan/Jasa
5.     
V
Kec. Banjarsari
Pariwisata, Pendidikan Tinggi, Industri
6.     
VI
Kec. Banjarsari
Pemerintahan, Pariwisata, Perdagangan/ Jasa
      Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta, 2011
1.    Fungsi Utama
BWP Kawasan VI Kota Surakarta diarahkan struktur ruangnya dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pemerintahan. Karena lokasinya yang berada di bagian Tengah Kota Surakarta. Dan di BWP VI terdapat pusat Ibu Kota Surakarta
2.    Fungsi pendukung
Arahan fungsi pendukung untuk kegiatan Pariwisata budaya, perdagangan dan jasa. Di pusat kota ini memiliki banyak sebaran bangunan cagar budaya. Sebagai lokasi pusat sejarah berdirinya kerajaan Kasunanan Surakarta. Selain itu, kawasan tersebut merupakan kawasan cagar budaya yang menjadi salah satu dukungan terhadap PAD, karena ke-khas-annya tersebut kota Surakarta didatangi banyak wisatawan maupun pelintas yang dengan senang hati memperhatikan kekunoan Kota Surakarta. Sehingga BWP VI Kota Surakarta diarahkan sebagai kawasan dengan fungsi untuk kegiatan pariwisata yang bersifat budaya. Kemudian diperlukan keterpaduan antara fungsi kawasan sebagai pusat pemerintahan, kawasan pariwisata budaya serta perdagangan dan jasa agar tercipta suatu keselarasan, keserasian dan keseimbangan struktur ruang.
Sedangkan pembagian fungsi kawasan VI berdasarkan Sub BWP adalah sebagai berikut
No.
Sub Bagian Wilayah Perencanaan
Wilayah Perencanaan
Luas Wilayah (Ha)
Fungsi
1
2
3
4
5
1
Sub BWP I
Kedunglumbu, Sudiroprajan, Kampung Baru, Keprabon, Kepatihan Wetan (Sebagian)
96,82
Perdagangan & Jasa, Pariwisata, Pemerintahan,
Permukiman,Industri
2
Sub BWP II
Kepatihan Wetan, Kepatihan Kulon, Kestalan,Setabelan
122,57
Permukiman, Pemerintahan, Perdagangan & Jasa, Pariwisata,RTH,
Transportasi
3
Sub BWP III
Ketelan, Punggawan, Timuran
83,2
Perkantoran,Permukiman,
Perdagangan & Jasa
4
Sub BWP IV
Mangkubumen, Sriwedari (Sebagian), Penumping (Sebagian)
122,34
RTH, Permukiman,Perkantoran, Perdagangan & Jasa
5
Sub BWP V
Manahan (Sebagian), Gilingan, Tegal Harjo (Sebagian),
119,9
Transportasi,Permukiman
Perdagangan & Jasa

Sumber: RDTRK, 2013
Peta Sub Bagian Wilayah Perencanaan VI Kota Surakarta

KONDISI EKSISTING BWP

Bagian Wilayah Perencanaan VI terdiri dari 15 Kelurahan. Untuk mengidentifikasi kawasan tersebut terkait arahan kedepannya maupun isu strategis kawasan maka diperlukan data kondisi eksisting dari Bagian Wilayah Perencanaan sendiri

KEPADATAN PENDUDUK

Sumber: surakartakota.bps.go.id

Rata-rata kelurahan di BWP VI memilik kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan kelurahan di sekitar BWP. Jumlah penduduk paling tinggi berada di kelurahan Gilingan karena peruntukan kelurahan tersebut berupa permukiman. Sedangkan kepadatan penduduk paling tinggi berada di Sudiroprajan sebanyak 21.634. Hal tersebut dikarenakan lokasinya yang berada di dekat ibu kota Surakarta.

LUAS PENGGUNAAN LAHAN


Sumber: surakartakota.bps.go.id
Berdasarkan data kecamatan dalam angka 2014, Penggunaan lahan paling banyak di BWP VI berupa permukiman, kemudian perusahaan dan jasa karena lokasinya berada di pusat Kota Surakarta. Sedangkan peruntukan lahan yang paling sedikit ditemui di kawasan BWP VI adalah lahan pertanian, yang bahkan tidak ditemukan di BWP tersebut.

JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN

Banyaknya sekolah negri menurut tingkat pendidikan tiap kelurahan tahun 2014
Kelurahan
SD
SLTP
SLTA
PT
Mangkubumen
2
-
-
-
Timuran
3
3
-
-
Keprabon
-
-
-
-
Ketelan
2
-
-
-
Punggawan
2
-
-
-
Kestalan
2
-
-
-
Setabelan
-
1
-
-
Gilingan
12
-
2
-
Manahan
4
1
2
1
Kepatihan Kulon
-
1
-
-
Kepatihan Wetan
1
1
1
-
Sudiroprajan
1
-
-
-
Penumping
3
2
-
-
Kampung Baru
-
1
-
-
Kedung Lumbu
5
3
1
-
Sumber: surakartakota.bps.go.id
Dari data Kecamatan Dalam Angka tahun 2014, jumlah fasilitas pendidikan paling banyak berada di Kelurahan Gilingan hingga 14 fasilitas, dikarenakan lokasinya yang berupa kawasan permukiman penduduk. Selain itu di Kelurahan Gilingan juga ditunjang dengan kelengkapan fasilitas transportasi yang memadai, baik itu kereta api maupun bus. Untuk Perguruan tinggi negri hanya ditemukan di Manahan.

JUMLAH FASILITAS KESEHATAN

Banyaknya fasilitas kesehatan menurut jenisnya tiap kelurahan tahun 2014
-----------------------------------------------------------------------------
Kelurahan Rumah Sakit Balai Pengobatan Puskesmas Pustu Apotek
Mangkubumen  - - - - 5
Timuran 1 - - 1 1
Keprabon - - - - 2
Ketelan - - - - 3
Punggawan - 1 - - 5
Kestalan - 1 - - 2
Setabelan - - 1 - 3
Gilingan 1 - 1 1 4
Manahan 1 1 1 - 1
Kepatihan Kulon - - - - 1
Kepatihan Wetan - - - - 2
Sudiroprajan - - - - 2
Penumping - 1 1 - 3
Kampung Baru - - - - 1
Kedung Lumbu - 1 - - -
Sumber: surakartakota.bps.go.id
Berdasaran Kecamatan dalam angka 2014 Kota Surakarta, fasilitas kesehatan paling banyak juga terdapat di Kelurahan Gilingan sebanyak 7 fasilitas. Selain wilayahnya yang luas, peruntukannya juga banyak berupa permukiman.

BANYAKNYA SARANA PEREKONOMIAN

Banyaknya Saran Perekonomian Menurut Jenisnya Tiap Kelurahan Tahun 2014
-------------------------------------------------------------------------------------
Kelurahan Pasar Tradisional Super Market/Swalayan Toko/Kios/Warung Lainnya Jumlah
Mangkubumen  1 2 221 - 224
Timuran 1 1 157 - 159
Keprabon 1 0 130 - 131
Ketelan - 0 66 - 66
Punggawan - 0 105 - 105
Kestalan 1 1 110 - 112
Setabelan 2 1 115 - 118
Gilingan 2 1 279 - 282
Manahan 3 3 199 - 205
Kepatihan Kulon - - 54 39 93
Kepatihan Wetan - - 31 35 66
Sudiroprajan 1 1 238 39 279
Penumping 1 1 45 38 85
Kampung Baru - - 105 60 165
Kedung Lumbu 1 2 100 60 163

Sumber: surakartakota.bps.go.id

Untuk Sarana Perekonomian paling banyak juga berada di Kelurahan Gilingan hingga 282 sarana, Kemudian setelahanya Kelurahan Sudiroprajan dengan 279 sarana perekonomian yang merupakan kawasan dengan kepadatan penduduk paling tinggi.

Jumlah Fasilitas berupa Hotel/Losemen serta Kamar

Banyaknya Hotel/Losemen dan Jumlah Kamar tiap Kelurahan Tahun 2014
Kelurahan Hotel/Losmen Kamar Tempat Tidur
Mangkubumen  4 481 563
Timuran 3 404 505
Keprabon 11 245 388
Ketelan 5 184 322
Punggawan 6 195 269
Kestalan 22 504 497
Setabelan 2 45 58
Gilingan 21 430 751
Manahan 5 151 381
Kepatihan Kulon - - -
Kepatihan Wetan 1 32 64
Sudiroprajan - - -
Penumping 9 217 342
Kampung Baru 5 283 550
Kedung Lumbu 1 37 69

Sumber: surakartakota.bps.go.id

Dikarenakan arahan pengembangan dari potensi yang ada di BWP VI, maka diperlukan data terkait jumlah fasilitas berupa hotal/Losemen yang nantinya digunakan untuk memfasilitasi bagi wisatawan pendatang yang berkunjung di Kawasan VI tersebut. Berdasarkan Kecamatan dalam angka 2014 Kota Surakarta Kelurahan yang memiliki fasilitas tersebut berada di Kelurahan Kestalan mencapai 1023 fasilitas. Sehingga kelurahan tersebut dapat dikembangkan sebagai kawasan penginapan para wisatawan

POTENSI DAN MASALAH


(a)  Potensi

1.      Ekonomi

-          Merupakan kawasan yang strategis karena dilalui oleh jalur utama Kota Surakarta yaitu Jalan Slamet Riyadi ( Kawasan Perdagangan).

-          Kawasan dengan peruntukan sebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan jasa dan pariwisata budaya.
-          Berperan sebagai Central Bussiness District dengan pusat perekonomian sekaligus sebagai kawasan dengan pertumbuhan ekonomi kawasan yang cukup tinggi.
-          Pusat pelayanan perdagangan dan jasa baik tradisional dan modern yang memiliki skala pelayanan regional hingga nasional. Terdapat :
1.    Pasar Gede sebagai pusat belanja keluarga dan pariwisata.
2.    Pasar Triwindu dan Koridor Ngarsopuro sebagai pusat ruang publik dan belanja keluarga.
3.    Pasar Gilingan, sebagai pusat grosir regional.
4.    Pasar Bunga di belakang Mangkunegaran, dls
-          Terdapat Stasiun Balapan sebagai pusat kegiatan transportasi perkeretaapian Kota Surakarta. Sekaligus sebagai titik perpindahan moda transportasi.
-          Memiliki Terminal Tirtonadi yang merupakan terminal kelas A yang menangani penumpang dengan skala regional dan nasional

2.      Sosial Budaya
-          Memiliki banyak bangunan cagar budaya yang harus dilindungi dan dapat menjadi potensi pariwisata antara lain adalah :
ü Keraton / Pura Mangkunegaran
ü Pasar Harjo Nagoro
ü Bank Indonesia
ü Kantor Pengadilan Agama
ü Kantor UPD Perparkiran
ü Bruderan Purbayan
ü Stasiun Balapan
ü Benteng Vastenburg
ü Mesjid Al Wustho Mangkunegaran
ü Monumen 45 Banjarsari
ü Monuman Pasar Nongko
ü Patung Slamet Riyadi
ü Jembatan Pasar Harjonegoro
ü Monumen Guru PGRI (di SMP 10 Jalan Kartini)
-      Terdapat kawasan Puro Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan dan pariwisata utama kota Surakarta.
-          Merupakan kawasan pusat kota dengan struktur ruang yang jelas.
-          Merupakan pusat perkantoran baik  pemerintahan maupun swasta.
-          Terdapat pusat RTH publik yaitu Taman Monumen 45 Banjarsari Surakarta
-          Terdapat fasilitas olahraga dengan skala pelayanan kota yaitu Lapangan Kota Barat.
-      Merupakan pusat pelayanan pariwisata yang didukung dengan keberadaan hotel dan penginapan yang tersebar di seluruh Kawasan VI Kota Surakarta.
Secara spasial potensi Kawasan VI Kota Surakarta dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:
Peta Potensi Ekonomi Kawasan VI Kota Surakarta

Peta Potensi Sosial Budaya Kawasan VI Kota Surakarta

(b)  Permasalahan
1.    Sosial Kependudukan
-       Merupakan kawasan padat dengan tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang cukup tinggi;
2.    Sosial Budaya
-       Kecenderungan perkembangan kegiatan berbagai fungsi mengarah pada support peningkatan event/ kegiatan yang berlebihan akan berdampak negativ bagi eksistensi bangunan-bangunan kuno yang ada;
-       Terdapat kerusakan dan perhatian khusus pengelolaan aset bangunan cagar budaya sebagai salah satu warisan budaya dan potensi kawasan;
3.    Penggunaan Ruang
-       Kecenderungan pembangunan dengan pola campuran yang tersebar di seluruh Kawasan VI Kota Surakarta;
-       Merupakan kawasan dengan intensitas pergerakan yang cukup tinggi;
-       Kurangnya ruang terbuka hijau di Kawasan VI Kota Surakarta;
-       Terdapat persimpangan sebidang antara rel kereta api dan jalan utama;
-       Belum teratasinya permasalahan terkait dengan keberadaan PKL yang memanfaatkan ruang-ruang publik;
-       Tidak tersedianya parkir yang memadai untuk mendukung kegiatan kawasan sebagai pusat pelayanan, sehingga muncul pemanfaatan badan jalan sebagai ruang-ruang parkir;
-       Keruwetan lalu lintas yang dilalui oleh Jalur AKAP seperti di Jalan Monginsidi, serta terdapat beberapa titik kemacetan seperti di Simpang 5 Banjarsari, Kawasan Kota Barat.

Secara spasial permasalahan di Kawasan VI Kota Surakarta dapat dilihat dalam  gambar dibawah ini:
Peta Permasalahan Sosial Kependudukan dan Sosial Budaya Kawasan VI Kota Surakarta
Peta Permasalahan Penggunaan Ruang Kawasan VI Kota Surakarta
(a)  Isu Strategis Kawasan VI Kota Surakarta
-       Merupakan Kawasan Pusat Kota yang memiliki pergerakan cukup tinggi.
-       Banyak bangunan cagar budaya yang masih perlu revitalisasi.
-       Rencana Pengembangan Underpass pada jalur perlintasan sebidang rel kereta api dan jalan utama kota.
-       Merupakan pusat pemerintahan kota Surakarta.
-       Penurunan kualitas Lingkungan hidup
-       Terdapat pusat-pusat kegiatan ekonomi, baik dalam bidang perdagangan modern, tradisonal maupun kegiatan jasa berskala regional.
-       Keberadaan sarana transportasi berskala nasional di Terminal Tirtonadi (Terminal Tipe A) dan Stasiun Kereta Api Balapan sebagai stasiun penumpang utama di Kota Surakarta.

POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN

Ditinjau dari arahan fungsi kawasan, potensi dan permasalahan serta isu strategis yang ada di kawasan BWP VI Kota Surakarta maka dapat dirumuskan potensi yang dapat dikembangkan di kawasan tersebut adalah  Kawasan BWP VI sebagai Central Bussiness District yang Sinergis Berbasis Budaya

Central Bussiness District :
Kawasan VI sebagai pusat pertumbuhan kawasan baik secara ekonomi maupun fisik pembangunan. Kawasan VI merupakan pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan jasa dan pariwisata budaya dengan tingkat pergerakan ekonomi dan pembangunan yang cukup pesat. Sebagai kawasan pusat kota Kawasan VI tidak hanya memberikan pelayanan skala kota melainkan memberikan pelayanan skala nasional sesuai dengan arahan pelayanan Kota Surakarta sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

Sinergis :
Sinergis dalam hal ini berarti keselarasan, keserasian dan keseimbangan pembangunan di dengan kawasan di sekitarnya yang saling mendukung. Baik, sinergitas di dalam Kawasan VI sendiri, maupun sinergi terhadap kawasan-kawasan yang lain di sekitarnya. Dilihat dari pembangunan antar sektor maupun sinergitas pembangunaan saat ini dengan masa lampau sesuai dengan slogan Kota Surakarta Solo Past is Solo Future.

Berbasis Budaya :
Perencanaan Kawasan VI kota Surakarta diarahkan berbasis pada budaya. Hal ini dikarenakan Kawasan VI yang berperan sebagai pusat pelayanan pariwisata berbasis budaya sehingga setiap bentuk pembangunan yang dilakukan diarahkan untuk tidak bertentangan dengan budaya yang ada khususnya dari segi fisik bangunan. Tujuan utama adalah untuk menjaga bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah dan bangunan cagar budaya. sebagai upaaya untuk menjaga perkembangan kawasan berbasis budaya, maka bentuk pengembangan di Kawasan VI Kota Surakarta dibagi menjadi beberapa hal, yang meliputi: Kawasan yang di konservasi, kawasan yang dikendalikan, kawasan yang didorong/dibudayakan.






3 komentar: